Mengejar Bahagia Tapi Tidak Bahagia

Mengejar Bahagia  Tapi Tidak Bahagia

Merasa bahagia memang terasa sangat menyenangkan, sebegitu menyenangkan nya sampai rasanya kita pengen banget waktu ini gak cepat-cepat berlalu. Momen-momen seperti bersama orang yang kita sayangi, berhasil mendapatkan suatu pencapaian atau keberhasilan.

Tapi, pernah gak ngerasa jauhhhh banget dari bahagia walaupun sebenernya kita udah banyak banget mendapatkan kebahagiaan?

Ngerasa kalau kita jauh banget dari bahagia dan ngerasa ketinggalan jauh dari orang-orang yang lagi nunjukin betapa bahagia nya mereka dengan hidup mereka dan pencapaian mereka.

Kita kok ngerasa kayak, orang lain tuh gampang banget buat dapetin bahagia, dapetin apa yang mereka selalu mau dan selalu impikan. Sedangkan gue? Ada banyak rintangan dan tantangan yang harus dilalui, itupun kadang masih ada kemungkinan kita untuk gagal. Bukan Cuma gagal sekali, tapi berkali-kali sampai gak tau kapan kita bisa dapetin apa yang kita inginkan.

[Baca Juga: Jalan yang sama terjal]

Akhirnya kita jadi ngerasa harus punya standard bahagia yang tinggi, standard bahagia berdasarkan kebahagiaan orang lain supaya kita ngerasa bahagia juga, kebahagiaan yang sama dengan yang mereka rasain.

Padahal yang kita gak tau, itu mungkin cuma sebagian kecil aja dari hidup mereka, Cuma sebagian kecil dari apa yang mereka lalui. 

Dan padahal belum tentu juga kita bisa ngerasain bahagia yang sama ketika kita dapetin pencapaian yang sama, karena sesuatu yang membuat bahagia setiap orang akan berbeda-beda. Belum tentu bahagia orang lain bakal jadi jaminan ngebuat kamu bahagia juga.

Jadi sesuatu yang berbahaya kalau kebahagiaan dijadikan titik tujuan hidup untuk membuat hidup kita akan lebih berbahagia, terus menjadi bahagia dengan level yang lebih tinggi dari bahagia yang kita sudah dapetin sebelumnya.

Kita jadi cenderung berpikiran kalau

"Gue harus nikah supaya bisa bahagia"

"Gue harus punya barang-barang yang bisa bikin orang lain iri dan dihormatin"

"Gue harus punya penghasilan ratusan juta sampai miliaran supaya bahagia"

Walaupun bisa ngedapetin semua hal diatas dan hal-hal lain yang jadi impian semua orang, belum tentu bahagia dan mungkin masih bisa ngerasa belum bahagia.

Tapi sebaliknya, ada orang-orang yang bahkan menurut kita belum bisa apa-apa tapi bisa ngerasa bahagia. Seperti ada orang yang masih single, belum punya penghasilan sampai ratusan juta tapi ngerasa bahagia-bahagia aja.

[Baca Juga: Hiduo Lo Gak Gini-Gini Aja]

Kebahagiaan sepertinya memang bukan soal titik tujuan hidup dan gak menjadikan orang lain jadi standard kita, apalagi jadiin pencapaian orang lain menjadi standard.

Mungkin baiknya gak fokus untuk kejar kebahagiaan, karena tugas kita sendiri yang memutuskan untuk bahagia atau tidak.

0 Komentar

Mohon Aktifkan Javascript!Enable JavaScript